Surat Al-fatihah adalah surat yang tergolong
surat makiyyah (yang diturunkan di Makkah) dengan jumlah ayat 7 berdasarkan
ijma’ ulama. Mengenai perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang apakah
lafadz basmalah merupakan salah satu ayat dalam surat Al-fatihah atau bukan,
tidak akan dibahas di sini.
Dari literatur yang saya jadikan sebagai
rujukan, ada beberapa nama lain atau sebutan untuk surat ini selain Al-fatihah.
Salah seorang ulama besar, Al-Qurthubiy, mengatakan bahwa surat ini memiliki 12
nama, diantaranya adalah Alfatihah (pembukaan = الفاتحة), Ummu al-kitaab(Induk
quran = أم الكتاب), as-sab’u al-matsaniy (tujuh yang berulang = المثانى السبع),
asy-syafiyah (penyembuh = الشافية), al-waafiyah (memadai = الوافية),
al-kaafiyah (cukup = الكافية), al-asaas (asas, dasar = الأساس), dan al-hamdu
(pujian = الحمد).
Penamaan tersebut tidak serta merta datang
dengan sendirinya, melainkan ada alasan yang mendasari mengapa surat ini
memiliki banyak nama. Rasulullah juga sudah memberikan nama untuk surat ini
sebagaimana disebutkandalam hadits shahih Bukhari berikut ini.
Dari Abu Sa’id Al-Mu’alla berkata: Aku tengah
shalat di masjid, lalu Rasulullah saw memanggilku, dan akupun menjawab
panggilan beliau. Aku berkata: Ya Rasulullah, tadi aku sedang shalat. Beliau
berkata: Bukankah Allah SWT berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman,
penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu
yang memberi kehidupan kepada kamu”. Kemudian beliau berkata kepadaku: “Aku
sungguh akan mengajarkan kepadamu suatu surat yang paling agung dalam Al-Qur’an
sebelum kamu keluar dari masjid”. Kemudian beliau memegang tanganku. Ketika
beliau ingin keluar, aku berkata kepadanya: bukankah Engkau berkata akan
mengajarkan kepadaku suatu surat yang paling agung dalam Al-Qur’an? Beliau
berkata: Al-hamdulillah Rabbi al-alamin”, ia adalah tujuh ayat yang
berulang dan Al-Quran yang agung yang dianugerahkan kepadaku. (Bukhari)
Surat ini dinamakan al-fatihah karena letaknya
yang berada di awal quran. Jika kita menganalogikan dengan sebuah buku, di
dalam pembukaan sebuah buku, biasanya dijelaskan secara global mengenai isi
buku tersebut. Begitu juga dengan Quran. Seluruh isi kandungan quran, secara
garis besar dijelaskan dalam surat yang terdiri dari 7 ayat ini. Oleh
karenanya, Al-fatihah juga dinamakan sebagai ummu al-kitaab, Induknya Quran.
Selain itu, al-fatihah juga disebut sebagai
as-sab’u al-matsaniy yang berarti tujuh yang berulang. Hal ini disebabkan oleh
karena surat ini merupakan salah satu rukun shalat. Setiap kali kita shalat,
surat ini wajib dibaca, karena merupakan rukun dalam shalat. Alfatihah juga
disebut sebagai penyembuh atau pengobat (Asy-Syafiyah), ruqyah, sebagaimana
disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam Al-Bukhari dlm kitab
Shahih- no. 5749 kitab Ath-Thibb bab An-Nafats fir Ruqyah (hadits tidak
dicantumkan, jika ingin membacanya bisa merujuk ke link ini).
Apa isi kandungan dari
surat Al-fatihah?
Nah, kali ini saya akan coba membahas kandungan
Al-fatihah dari 4 sisi yang berbeda, yaitu Alfatihah sebagai rangkuman seluruh
isi Quran, dasar-dasar agama, doa, dan the seven Islamic daily habits.
1. Al-fatihah merangkum keseluruhan isi Al-Quran
Seperti yang sudah disinggung di awal bahwasanya
Al-Fatihah merupakan rangkuman atau penjelasan secara global tentang seluruh
isi pokok Quran. Lalu apa sajakah isi quran tersebut? Pada umumnya, Al-quran
berisi tentang aqidah, ibadah, dan petunjuk dalam kehidupan. Dan seleruh isi
pokok Al-Quran tersebut, ternyata ada di dalam sebuah surat, yaitu surat
Al-Fatihah. Untuk lebih jelasnya mari kita perhatikan satu persatu ayat dalam
surat Al-Fatihah.
- Ayat
1-4 : ayat ini berbicara mengenai Aqidah : tauhid rububiyah, tauhid asma wa shifat, dan tauhid
uluhiyah
- Ayat
5 : ayat ini bebicara mengenai Ibadah. Karena di dalamnya terdapat kata “na’bud” yang dalam
bahasa arab merupakan satu makna dengan ibadah.
- Ayat
6-7 : ayat ini berbicara mengenai petunjuk dalam
kehidupan (manhaj Al-hayah). petunjuk
dalam hidup ini sebenarnya banyak dijelaskan di ayat-ayat selanjutnya
dalam bentuk anjuran, larangan, maupun kisah para nabi dan orang sholeh
terdahulu.
Dan semua ayat-ayat dalam Quran setelah surat
Al-Fatihah ini merupakan penjelasan dari ketiga isi pokok Quran tersebut.
2. Dasar-dasar agama
Sebelumnya juga telah disinggung mengenai
nama-nama lain surat Al-Fatihah, salah satunya adalah Al-Asaas, yang berarti
dasar. Nah, di dalam surat Al-Fatihah juga terkandung dasar-dasar agama,
diantaranya :
- Syukur
atas nikmat Allah. Ini tertera dalam ayat ke-2 (الحمدلله). Kata ini
merupakan lafadz yang kita ucapkan ketika kita berterima kasih (bersyukur)
kepada Allah.
- Asmaul
husna. Ini tertera dalam ayat ke-3 (الرحمن الرحبم)
- Mengingatkan
kita akan kehidupan setelah kematian. Ini tertera dalam ayat ke-4 (مالك
يوم الدين)
- Ikhlas,
kepasrahan yang totalitas. Ini tertera dalam ayat ke-5 (إياك نعبد و إياك
نستعين). “Hanya kepada-Mu lah kami menghamba dan hanya kepada-Mu lah kami
memohon pertolongan”.
- Istiqomah,
dalam ayat ke-6 (صراط المستقيم)
- Persahabatan
yang shalih, dalam ayat ke-7 (صراط الذين أنعمت عليهم). Karena hanya dengan
bersahabat dengan orang-orang shalih lah, itu jalan yang lurus.
- Kesatuan
umat. Ini bisa dilihat dari kata yang digunakan pada ayat ke-5 (نعبد ….
نستعين). Di dalam kata tersebut digunakan dhomir (kata ganti) dalam bentuk
jamak, bukan tunggal. Sehingga bisa diartikan bahwa setiap kali kita
membaca ayat ini, kita meminta kepada Allah sekaligus mewakili
saudara-saudara kita yang lain.
- Urgensi
doa (akan dibahas pada poin selanjutnya dan juga bisa dilihat pada artikel lain di
blog ini)
3. Doa
Jika pada dua poin sebelumnya kita melihat isi
surat Al-fatihah dari kata perkata dan atau ayat per-ayat saja, maka sekarang
kita coba melihat dari sisi lain dan menghubungkan kalimat-kalimat tersebut
lalu menyusunya menjadi sebuah kesatuan. Sisi lain dari surat Al-fatihah adalah
surat ini mengajarkan kepada kita bagaimana cara yang terbaik dalam
berinteraksi dengan Allah, atau berdoa. Untuk lebih jelasnya marilah kita
perhatikan ayat per ayat dalam surat Al-fatihah.
- Ayat
1 : lafadz basmallah, diucapkan dalam setiap awal ketika ingin melakukan
amal kebaikan
- Ayat
2 : secara keseluruhan ayat, ayat ini berisi pujian kepada Allah dan
ungkapan rasa terima kasih (syukur)
- Ayat
3 : ayat ini juga merupakan pujian (“Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang”).
- Ayat
4 : secara keseluruhan bisa kita lihat ayat ini berisi tentang pengagungan
Allah
- Ayat
5 : ayat ini berisi tentang keikhlasan, kepasrahan, totalitas. Tidak ada
Dzat lain yang patut disembah dan dimintai pertolongan kecuali Allah.
- Ayat
6 : diawali dengan kata “ihdi” yang dalam bahasa arab termasuk dalam
bentuk fi’il amar (kata kerja perintah). Namun, dalam konteks ayat ini,
ini merupakan kalimat permohonan. “Tunjukilah kami ke jalan yang lurus”.
- Ayat
7 : merupakan sambungan atau penjelas dari ayat ke-6 tentang jalan yang
lurus tersebut, yaitu jalan yang Allah beri nikmat, bukan jalan
orang-orang yang Allah murkai dan bukan pula jalan orang-orang yang Allah
sesatkan.
Secara garis besar kita bisa bagi ketujuh ayat
diatas menjadi 2 bagian besar, ayat 1-5 merupakan pujian, pengagungan.
Sedangkan 2 ayat sisanya adalah permohonan. Jika kita ingat, adab seperti ini
adalah adab dalam berdoa (baca artikel lain di blog ini dengan judul DOA).
Diawali dengan sebuah niat (Bismillah), lalu diikuti dengan pujian, barulah
ajukan permohonan. Inilah mengapa dalam sholat, membaca Al-Fatihah merupakan
sebuah kewajiban (rukun shalat) dan kita tentunya dituntuk untuk memahami agar
sholat kita menjadi lebih khusyu’. Karena pada hakikatnya sholat adalah doa
(definisi fiqh untuk sholat adalah doa), dan yang namanya berdoa itu tidak
cuek, tetapi penuh dengan kekhusyu’an, rasa takut, dan rasa pengharapan.
4. The Seven Islamic Daily Habits
Ada tujuh aktivitas (kebiasaan) Islami
sehari-hari, yang coba diambil dari surat Al-Fatihah juga menjadi bagian yang
perlu kita perhatikan, sehingga dengan demikian dapat menjadi bagian dari
akhlaq yang membimbing kita ke jalan yang lurus dan baik di dunia dan akhirat.
Dan umat tidak boleh terlepas dari 7 kebiasaan ini sebagaimana ia tidak boleh
lupa dan alpa apalagi tidak melakukannya untuk membaca Al-Fatihah pada saat
mendirikan shalat. Dari surat al-fatihah dapat kita ambil pelajaran akan tujuh
prinsip dasar seorang muslim dalam bekerja dan berkarya serta menjalani
kehidupannya sehari-hari. Dan tujuh prinsip ini pula yang menggabungkan tiga
kecerdasan dasar manusia; yaitu spiritual, intelektual dan emosional. Yang
dapat disingkat dengan B5KB :
1. Bismillah dalam memulai setiap pekerjaan,
2. Bersyukur atas segala nikmat yang diterima,
3. Berfikir positif terhadap Allah dan berkasih
sayang terhadap sesama,
4. Berorientasi akhirat,
5. Bahagiakan hidup dengan ibadah dan doa,
6. Konsisten dalam komitmen,
7. Bercermin. Boleh jadi kita memiliki sifat
seperti mereka.
Inilah isi kandungan surat Al-Fatihah, sebuah
surat yang paling Agung. Mungkin sebagian dari kita baru mengetahuinya, betapa
agungnya surat ini. Dengan demikian, surat Al-fatihah mencakup 3 aspek pokok
Quran. Allah SWT telah menurunkan 104 kitab, kemudian kitab-kitab tersebut
dikumpulkan ke dalam 3 kitab (Zabur, Taurat, dan Injil). Kemudian ketiga kitab
tersebut dikumpulkan kembali dalam sebuah Quran. Dan seluruh isi Quran
dikumpulkan dalam sebuah surat, yaitu surat Al-Fatihah. Dan surat Al-Fatihah
ini dikumpulkan dalam satu ayat, yaitu
إياك نعبد واياك نستعين
“Hanya kepada-Mu lah kami
menghamba, dan hanya kepada-Mu lah kami memohon pertolongan”
Tata letak dan gaya
bahasa Surat Al-Fatihah
Ada beberapa hal lain yang unik mengenai surat
Al-Fatihah ini (menurut penulis/penterjemah). Diantaranya adalah :
- Surat
Al-fatihah diakhiri dengan kalimat (غير المغضوب عليهم ولا الضالين).
Kemudian dilanjutkan dengan surat Al-Baqarah. Asal-usul dari penamaan
surat Al-baqarah ini adalah kisah sapi betina berwarna kuning di zaman
Nabi Musa AS. Dan sebagaimana kita ketahui bahwa umat Nabi Musa AS adalah
Bani Israil. Secara tidak langsung ini menjelaskan tentang kata المغضوب
dalam surat Al-Fatihah yang merujuk kepada bangsa Yahudi. Lalu bagaimana
dengan kata الضالين ? Ini ternyata dijelaskan dalam Surat Ali-Imran yang
menyinggung tentang Nashara.
- Seperti
yang telah dijelaskan tadi, bahwa 2 ayat terakhir dari surat Al-fatihah
berisi tentang doa atau permohonan (اهدنا الصراط المستقيم). Jika kita
melihat kepada awal surat Al-Baqarah, kita akan membaca (ذلك الكتاب لا ريب
فيه هدى للمتقين). Ada kata (tunjukilah = اهد) dan kata (petunjuk = هدى).
Seolah-olah ini merupakan jawaban dari permintaan. “Jika ingin menempuh
jalan yang lurus, maka ikutilah apa kata Quran”.
- Surat
Al-Fatihah diawali dengan (الحمد لله رب العالمين), dan ini merupakan awal
dari Quran. Sekarang mari kita lihat ayat terakhir dari Quran, surat
An-Naas (من الجنة و الناس). Ada 2 kata, (semesta alam = العالمين) dan (Jin
dan manusia = الجنة و الناس). Hal ini memiliki arti bahwa di dalam Quran
ini terdapat hidayah (petunjuk) untuk semesta alam dan semua
makhluk-makhluk Allah baik itu dari golongan jin dan manusia dan bukan
hanya untuk manusia saja atau untuk kaum muslimin saja. Tetapi untuk
semuanya, semesta alam dan isinya.
- Dari
gaya bahasa. Mari kita perhatikan surat ini dalam quran tajwid. Apa yang
bisa kita lihat dari sana? Ya, di dalam surat Al-fatihah ini tidak ada
hukum tajwid yang rumit. Hanya hukum alif-lam sukun saja. Ini menandakan
bahwa surat Al-fatihah itu mudah dibaca dan dipelajari.
Bayangkan, sudah isi kandungannya komplit serta
mudah untuk dibaca dan dipelajari. Subhanallah. Pantas saja Allah mengatakan
dalam quran
و إن كنتم فى ريب مما نزلنا
على عبدنا فأتوا بسورة من مثله وادعوا شهداءكم من دون الله إن كنتم صادقين
“Dan jika kamu (tetap)
dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami
(Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang
semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu
orang-orang yang benar.” (Q.S. Al-Baqarah : 23)
Ini baru satu surat yang kita pelajari. Belum
surat-surat yang lain dari Al-Quran. Pantaslah jika dikatakan Al-Quran
merupakan mukjizat. Karena tak mungkin ada satu orang pun, baik dari kalangan
sastrawan arab maupun dari kalangan lain yang mempu menandingi keindahan
bahasa, bobot isi, dan kemudahannya. Bahkan Allah pun menantang mereka untuk
membuat tandingan Quran. Secara tidak langsung pun ini menunjukkan keotentikan
Al-Quran.
Alhamdulillah, sekarang kita sudah tau bagaimana
isi kandungan surat Al-Fatihah yang sering kita baca minimal 17 kali sehari dan
baru sekaranglah kita tau ada apa saja di dalam surat Al-Fatihah dan mengapa
surat ini dijadikan salah satu rukun dalam shalat. Sehingganya, setelah membaca
ini, tidak pantas lagi bagi kita ketika shalat, pikiran kita melayang
kemana-mana dan tidak menghayati isi dari surat Al-Fatihah itu sendiri.
Surat Al- Faatihah (Pembukaan) yang diturunkan di Mekah dan terdiri dari 7 ayat adalah surat yang pertama-tama diturunkan dengan lengkap diantara surat-surat yang ada dalam Al Quran dan termasuk golongan surat Makkiyyah. Surat ini disebut Al Faatihah (Pembukaan), karena dengan surat inilah dibuka dan dimulainya Al Quran. Dinamakan Ummul Quran (induk Al Quran) atauUmmul Kitaab (induk Al Kitaab) karena dia merupakan induk dari semua isi Al Quran, dan karena itu diwajibkan membacanya pada tiap-tiap sembahyang.
Dinamakan pula As Sab'ul matsaany (tujuh yang berulang-ulang) karena ayatnya tujuh dan dibaca berulang-ulang dalam sembahyang.
Surat ini mengandung beberapa unsur pokok yang mencerminkan seluruh isi Al Quran, yaitu :
1. Keimanan:
Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa terdapat dalam ayat 2, dimana dinyatakan dengan tegas bahwa segala puji dan ucapan syukur atas suatu nikmat itu bagi Allah, karena Allah adalah Pencipta dan sumber segala nikmat yang terdapat dalam alam ini. Diantara nikmat itu ialah : nikmat menciptakan, nikmat mendidik dan menumbuhkan, sebab kata Rab dalam kalimat Rabbul-'aalamiintidak hanya berarti Tuhan atau Penguasa, tetapi juga mengandung arti tarbiyah yaitu mendidik dan menumbuhkan. Hal ini menunjukkan bahwa segala nikmat yang dilihat oleh seseorang dalam dirinya sendiri dan dalam segala alam ini bersumber dari Allah, karena Tuhan-lah Yang Maha Berkuasa di alam ini. Pendidikan, penjagaan dan Penumbuahn oleh Allah di alam ini haruslah diperhatikan dan dipikirkan oleh manusia sedalam-dalamnya, sehingga menjadi sumber pelbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat menambah keyakinan manusia kepada keagungan dan kemuliaan Allah, serta berguna bagi masyarakat. Oleh karena keimanan (ketauhidan) itu merupakan masalah yang pokok, maka didalam surat Al Faatihah tidak cukup dinyatakan dengan isyarat saja, tetapi ditegaskan dan dilengkapi oleh ayat 5, yaitu : Iyyaaka na'budu wa iyyaka nasta'iin (hanya Engkau-lah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkau-lah kami mohon pertolongan). Janji memberi pahala terhadap perbuatan yang baik dan ancaman terhadap perbuatan yang buruk.
Yang dimaksud dengan Yang Menguasai Hari Pembalasan ialah pada hari itu Allah-lah yang berkuasa, segala sesuatu tunduk kepada kebesaran-Nya sambil mengharap nikmat dan takut kepada siksaan-Nya. Hal ini mengandung arti janji untuk memberi pahala terhadap perbuatan yang baik dan ancaman terhadap perbuatan yang buruk. Ibadat yang terdapat pada ayat 5 semata-mata ditujukan kepada Allah, .
2. Hukum-hukum:
Jalan kebahagiaan dan bagaimana seharusnya menempuh jalan itu untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Maksud "Hidayah" disini ialah hidayah yang menjadi sebab dapatnya keselamatan, kebahagiaan dunia dan akhirat, baik yang mengenai kepercayaan maupun akhlak, hukum-hukum dan pelajaran.
3. Kisah-kisah:
Kisah para Nabi dan kisah orang-orang dahulu yang menentang Allah. Sebahagian besar dari ayat-ayat Al Quran memuat kisah-kisah para Nabi dan kisah orang-orang dahulu yang menentang. Yang dimaksud dengan orang yang diberi nikmat dalam ayat ini, ialah para Nabi, para shiddieqiin (orang-orang yang sungguh-sungguh beriman), syuhadaa' (orang-orang yang mati syahid), shaalihiin (orang-orang yang saleh). Orang-orang yang dimurkai dan orang-orang yang sesat, ialah golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar