Kamis, 30 Agustus 2012

kandungan qs al alaq 1-19


Tafsir Q.S. al-‘Alaq: 1-19
Pada dasarnya kandungan surat al-‘Alaq sudah memuat semua unsur pendidikan. Pada ayat 4 dan 5 dijelaskan bahwa pendidik pertama adalah Allah SWT. Allah mengajar manusia menulis dengan menggunakan pena. Dia memberikan pengetahuan kepada manusia tentang segala sesuatu yang belum diketahuinya. Kemudian kata insan (manusia) dalam ayat 5, dimaksudkan sebagai peserta didik, yaitu semua manusia merupakan peserta didik tanpa batas waktu dan tempat. Pada ayat 1, 5 dan 19, menjelaskan bahwa tujuan pendidikan adalah agar manusia mempunyai pengetahuan sehingga dapat beribadah dan bersujud serta mendekatkan diri kepada-Nya. Itu berarti bahwa tujuan pendidikan adalah untuk mendapatkan rida-Nya.
Secara eksplisit surat al-‘Alaq juga menjelaskan tentang materi pendidikan, hal ini dapat dilihat pada ayat 1 dan 3 (yang menjelaskan tentang materi membaca). Membaca merupakan materi pertama yang disebutkan di dalam surat al-‘Alaq. Hal ini menunjukkan bahwa materi yang pertama kali harus diberikan kepada peserta didik adalah membaca. Hal ini sesuai dengan perkembangan daya serap dan jiwa peserta didik. (sebagaimana telah ditegaskan dalam Surat an-Nahl: 78) bahwa manusia dianugerahi tiga potensi, yaitu pendengaran, penglihatan dan perasaan (hati).
Dalam ayat ini tidak dijelaskan objek yang harus dibaca. Akan tetapi dapat kita kaji bahwa kata اقْرَأْ yang berasal dari akar kata قراءة, menurut Quraisy Shihab pada hakikatnya mengandung arti menghimpun, yaitu menyampaikan, menelaah, membaca, mendalami, meneliti, mengetahui ciri-cirinya dan sebaginya.20
Perintah membaca dalam surat ini berkonotasi umum, yakni membaca apa saja yang dapat dibaca dan berguna, baik untuk diri si pembaca maupun umat manusia umumnya. Tidak peduli apakah yang dibaca itu tertulis atau tidak tertulis, seperti membaca atau meneliti alam semesta.21
Dengan pemahaman inilah, maka materi pendidikan tidak hanya membaca. Akan tetapi, lebih luas cakupannya yaitu meliputi ilmu agama dan ilmu pengetahuan. Sehingga islam pernah mengalami masa keemasan dan kejayaan dalam berbagai bidang pengetahuan.
Pada ayat 4 secara implisit menjelaskan tentang materi menulis. Allah menegaskan bahwa Dia telah mengajarkan menulis kepada manusia dengan menggunakan qalam, yaitu alat tulis yang pertama kali dikenal dalam dunia pendidikan. Menulis merupakan hal yang sangat penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Setelah ditulis, pengetahuan tersebut dapat diwarisi oleh generasi berikutnya sehingga generasi selanjutnya dapat meneruskan dan mengembangkan lebih lanjut ilmu-ilmu yang telah dirintis oleh generasi sebelumnya. Sebagaiman ucapan imam Syafi’i sebagai berikut:
العلم صيد والكتاب قيده ٭ قيد صيودك بالحبال الواثقة ٭
Ilmu pengetahuan adalah binatang buruan dan tulisan adalah tali pengikat buruan itu. Oleh sebab itu, ikatlah buruan dengan tali yang teguh”.22
Sedangkan ayat 2 menjelaskan bagaimana mengenal diri melalui proses penciptaan secara biologis. Ayat ini menjelaskan tentang penciptaan manusia secara fisik yang bermula dari al-‘Alaq. Sebagaimana kita ketahui bahwa ilmu yang mempelajari manusia dari sudut fisiknya disebut dengan ilmu biologi. Oleh karenanya, wahyu pertama ini mengajak umat manusia agar merenungkan sejenak asal-usul kejadian mereka (manusia) dari sudut biologis agar mereka mau menyadari kondisi dan hakikat mereka yang sebenarnya. Dengan demikian mereka tidak akan membangkang, tetapi selalu tunduk, sujud dan mendekatkan diri kepada pencipta mereka sendiri.
Secara eksplisit pula, methode pendidikan yang tergambar dalam surat al-‘Alaqadalah sebagai berikut:
    1. Pembiasaan dan pengamalan
    2. Mau’izah (pada ayat 19)
    3. Targib wa Tarhib (ayat 8, 15-18) dan
    4. Hiwar Khitabi Ta’ridi (ayat 9-10) 23
- Q.S. Adz-Zariyat: 56
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ(الذاريات٥٦)
Artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”. (Q.S. Adz-Zariyat: 56)

Ayat ini menjelaskan bahwa tujuan pendidikan ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Artinya pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia menjadi manusia menghambakan diri kepada Allah yaitu beribadah kepada Allah SWT dan untuk mendapatkan Rida-Nya.24

  1. KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa al-Qur’an dan Hadist merupakan sumber pendidikan yang paling utama. Pendidikan dalam bahasa arab mempunyai tiga bahasa yaitu tarbiyah, ta’lim dan ta’dib. Ketiga kata tersebut merupakan satu kesatuan yang saling terkait. Akan tetapi yang paling tepat untuk istilah pendidikan adalah kata tarbiyah sebab memilki arti yang luas yang meliputi mendidik, mengajar, mengasuh, membimbing dan lain sebagainya. Sementara pendidik pertama dan yang utama adalah Allah SWT. Dai-lah raja yang memelihara, memiliki dan mendidik (mengasuh) manusia dan makhluk lainnya. Dalam menyampaikan wahyu-Nya, Allah SWT mengutus para Rasul, yaitu manusia yang sempurna, insan kamil, yang dipilih Allah untuk menyampaikan wahyu melalui bimbingan dan pendidikan. Tidak hanya itu saja, para Rasul juga dibekali dengan sifat-sifat yang terpuji sebagai panutan atau pendidik bagi setiap umatnya. Sifat-sifat yang ada pada diri Rasul inilah yang harus dimiliki oleh setiap pendidik.
Pada dasarnya setiap manusia dilahirkan ke bumi dalam keadaan fitrah (suci), tidak tahu apa-apa dan tidak memiliki ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, setiap manusia (peserta didik) mempunyai tanggungjawab terhadap pendidikan itu sendiri, yaitu dengan memelihara dan mengembangkan fitrah tersebut. Berkenaan dengan ini, maka pendidikan harus bertujuan untuk: memelihara pertumbuhan fitrah manusia; mengarahkan perkembangan fitrah manusia menuju kesempurnaan; mengembangkan potensi insani dan melaksanakan usaha tersebut secara bertahap sesuai dengan irama perkembangan anak; dan mengarahkan manusia agar selalu menghambakan diri kepada Allah yaitu beribadah kepada Allah SWT dan untuk mendapatkan Rida-Nya. Islam juga tidak mendikotomikan antara ilmu agama dan ilmu umum, karena pada dasarnya semua ilmu hanya milik Allah semata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar